Dr. EKA JULIANTA WAHJOEPRAMONO Sp.BS : TINTA EMAS DI KANVAS DUNIA

Profesi dokter bedah syaraf merupakan salah satu profesi yang langka di Indonesia. Namun, Indonesia sepatutnya bersyurkur karena memiliki salah satu dokter ahli bedah syaraf terkenal dan menjadi rujukan bagi dokter dokter luar negeri. Dialah dr. Eka Julianta Wahjoepramono Sp.BS , seorang dokter kelahiran Klaten 27 Juli 1958 yang menjadi salah satu tenaga ahli di RS. Siloam Gleneagles, Tangerang. Dokter Eka merupakan salah satu dokter bedah syaraf yang terkenal dari Inonesia karena telah berhasil melakukan puluhan operasi bedah syaraf. Bahkan atas kemampuannya tersebut, dokter Eka menjadi guru besar tamu di Universitas Harvard dan Universitas Arkansas, Amerika Serikat.
Meskipun menjadi dokter bedah syaraf terkemuka, bukan berarti kemudian dokter Eka hanya melayani pasien pasien yang berkantong tebal. Dokter ini juga dengan senang hati melayani pasien pasien yang membutuhkan bantuannya namun tidak memiliki biaya. Salah satu contohnya adalah nyonya Jumiati.
Nyonya Jumiati merupakan salah satu pasien tak mampu yang menjalani bedah otak cuma- cuma di RS Siloam, Karawaci. Jauh hari sebelum menyelamatkan ibu tiga anak itu dari bahaya kanker di otak, dokter Eka juga telah menolong Ardiansyah, pemuda yatim piatu asal Cilegon, Banten.
“Sewaktu datang, Ardiansyah dalam kondisi kritis. Dia terancam lumpuh, buta, dan napasnya putus. Penyakitnya bukan penyakit biasa, melainkan masih sangat langka yakni tumor bersarang di batang otak. Ardiansyah datang bersama kakaknya. Mereka cuma dua bersaudara, yatim piatu dan keluarga miskin”. Menghadapi kenyataan pasien pasti tak mampu membayar pengobatan, sedangkan penyakitnya pada stadium gawat dan sulit ditangani, dokter Eka tetap optimistis pasien dapat disembuhkan. Dan memang, pada akhirnya kondisi Ardiansyah dapat membaik setelah ditangani oleh dokter Eka.
“Suatu kebanggaan tersendiri jika bisa membantu orang lain terutama yang tidak mampu. Kalau memang ada yang tidak mampu kita punya Yayasan Otak Indonesia. Kami sebagai dokter yang menangani tidak mengambil biaya seperser pun. Tetapi kita membutuhkan banyak peralatan dan obat. Untuk itu semua kita mendapatkan dari donator. Sejauh ini masih ada yang suka membantu kami.” Begitulah kata dokter yang hebat namun rendah hati tersebut.
                Karena kehebatan dan kerendahan hatinya itulah, beliau mendapatkan banyak sekali pasien, baik pasien dari dalam negeri maupun pasien dari luar negeri. “Saya dan kita semua bersyukur bisa membantu pasien yang berdatangan dari Sabang sampai Merauke, bahkan juga dari negara lain seperti Singapura. Padahal, mereka memiliki banyak tenaga ahli, namun datang ke saya untuk ditangani. Yang membanggakan, semuanya bisa ditangani dengan baik. Saya sekarang lagi menangani WN Jepang dan Amerika, dan semuanya menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Saya sendiri merasa terharu. Ternyata, kalau kita mau bekerja baik, bisa memberikan kepercayaan kepada bangsa lain. Saya akan sangat malu kalau kita tidak bisa mengobati otak bangsa sendiri yang perlu dioperasi karena berbagai penyakit yang dideritanya”. 

0 komentar:

Posting Komentar