Teknologi Turbin Angin Vertikal, Inovasi Teknologi Hemat Energi
Teknologi Turbin Gas
Turbin Gas H-25 dari Hitachi merupakan terobosan produk terbaru dari rangkaian panjang produk-produk turbin gas berkualitas tahan lama yang telah Hitachi ciptakan, dan terkenal karena kesempurnaan enjiniring, kontrol mutu yang ketat serta layanan yang dapat diandalkan. Unit H-25 yang pertama secara komersial dioperasikan pada tahun 1988.
Penghematan bahan bakar H-25 yang tinggi mempercepat tingkat pengembalian modal investasi dan tetap memberikan pilihan penggunaan bahan bakar dari mulai dari minyak sampai gas alam. Kemudahan pemasangannya, dan juga sistem otomatisasi yang terencana dengan baik membuat H-25 menjadi alat pembangkit listrik yang memberikan Anda jaminan presisi dalam pengoperasiannya.
Dilengkapi dengan teknologi turbin gas yang mutakhir, H-25 mampu menghasilkan daya sebesar 25 MW dan suhu masukan turbin gas sebesar 2.300 F. Singkatnya, turbin gas H-25 dari Hitachi merupakan produk berkualitas tinggi dan bernilai tinggi.
Fitur Turbin Gas H-25
ENERGI YANG BERMANFAAT UNTUK KEHIDUPAN
Produk Ramah Lingkungan Hitachi (foto: heri) |
Penghematan bahan bakar H-25 yang tinggi mempercepat tingkat pengembalian modal investasi dan tetap memberikan pilihan penggunaan bahan bakar dari mulai dari minyak sampai gas alam. Kemudahan pemasangannya, dan juga sistem otomatisasi yang terencana dengan baik membuat H-25 menjadi alat pembangkit listrik yang memberikan jaminan presisi dalam pengoperasiannya.
Dilengkapi dengan teknologi turbin gas yang mutakhir, H-25 mampu menghasilkan daya sebesar 25 MW dan suhu masukan turbin gas sebesar 2.300 F. Singkatnya, turbin gas H-25 dari Hitachi merupakan produk berkualitas tinggi dan bernilai tinggi.
PENGUAPAN SOLVENT (Lacquer dan Duco) | Mengering atau mengerasnya resin terjadi karena penguapan solvent yang ada. Yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa Bahan yang padat akan tertinggal dan menempel merata pada seluruh permukaan bahan yang dicat. Selama solventnya masih ada maka resin ini belum mengeras. Resin jenis ini secara alamiah polymer-nya sudah cukup besar sehingga film yang terbentuk sekalipun tidak terjadi reaksi kimia sudah cukup kuat dan padat. Dalam pengeringan harus dilihat dari Kecepatan mengering, kualitas rata dan kilap dari permukaan film sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis dan komposisi solventnya. Contoh resin jenis ini adalah Nitro Cellulosa (NC), Cellolose Acetate Butyrate (CAB), Chlorinated Rubber, dan Acrylic Co-polymer. | |
REAKSI DENGAN UDARA (Varnish dan Syntetic Enamel) | Ketika proses pengeringan atau pengerasan terjadi karena ada reaksi kimia antara komponen udara (oksigen atau air) dengan menggunakan resin tersebut bisa membentuk molekul-molekul baru yang lebih besar dan saling berikatan satu sama lain. Resin Alkyd atau Natural Oil (kombinasi keduanya) mempunyai ikatan rangkap (tak jenuh) dalam struktur molekulnya. Oleh sebab itu resin ini bersifat reaktif terhadap oksigen, namun pada temperatur ruang reaktifitasnya mulai berkurang, harusnya ada yang bisa meningkatkan reaktifitasnya dengan penambahan katalis (dryer) jika akan dipakai. Pada resin Prepolymer Polyisocyanate terjadi reaksi “ moisture cure” antara gugus fungsional yang reaktif dengan air (kelembaban) di udara. Adapun cara utama cat yang mempergunakan Resin jenis ini adalah akan mudah mengeras pada permukaannya (atau mengulit), bila kena udara (terbuka kalengnya cukup lama). | |
REAKSI POLYMERISASI | Campuran ini akan mulai mengeras atau mengering karena terjadi reaksi kimia antara dua resin yang ada dalam campuran cat, reaksi ini sering disebut reaksi polymerisasi. Reaksi polymerisasi (baik kondensasi maupun addisi) dapat berlangsung karena adanya katalis, tanpa katalis (non katalis), panas atau radiasi UV. Hasil reaksinya adalah sebuah campuran polymer yang mempunyai berat molekul jauh lebih besar dan mempunyai ikatan tiga dimensi (crosslink) yang jauh lebih kuat dibanding reaksi yang dijelaskan sebelumnya. | |
Tidak menggunakan katalis (2 Pack Enamel) | Pada suhu ruang, dua pasang resin jenis ini sudah cukup reaktif untuk memulai reaksi, maka pasangan resin jenis ini harus dipisahkan dengan satu sama lain sebelum dipakai, dicampur satu dengan lainnya jika hanya akan digunakan. Tergolong dalam jenis ini adalah resin Epoxy dengan Polyamide dan Polyol dengan Polyisocyanate. Resin kedua dalam pasangan tersebut, polyamide atau polyisocyanate biasa disebut “hardener”, karena setelah resin ini dicampurkan dengan pasangannya akan terjadi reaksi polymerisasi dimana hasilnya ditandai dengan mengerasnya campuran tersebut. | |
Menggunakan Katalis | Karena pasangan dua resin ini tidak cukup reactive, maka perlu ditambahkan katalis untuk memulai reaksinya. Selama katalis belum dicampurkan maka tidak ada yang akan terjadi pengerasan pada bahan-bahan tersebut. Contoh resin ini adalah resin amino (melamine) dan alkyd polyol yang akan bereaksi atau mengeras bila ditambahkan katalis yaitu berupa asam organik atau anorganik. | |
Panas (Stoving Enamel) | Disamping katalis seperti ini sudah disebutkan di atas, panas juga biasa digunakan sebagai alat untuk mempercepat reaksi kimia. Contohnya adalah resin amino dan alkyd polyol yang dipakai pada cat jenis stoving (pangggang) pada cat-cat mobil. | |
Radiasi UV | Ada Beberapa resin tertentu, seperti: Polyester tidak jenuh, bisa bereaksi satu dengan yang lain bila diradiasi dengan sinar UV. Pengeringan dan pengerasan terjadi setelah campuran resin dikenai sinar UV. |
Optis | Memberi karakter khas pada penampakan atu penampilan pada cat tersebut, seperti: warna, derajat kilap (gloss) maupun daya tutupnya |
Protective | Memberikan nilai tambahan pada karakter kekutan cat tersebut, seperti: kekuatan terhadap cuaca, korosi, panas atau api, dll |
Reinforcing | Meningkatkan sifat, seperti meningkatkan kekerasan, kelenturan, daya tahan terhadap abrasi, dll |
- Warna
- Bentuk dan ukuran partikel
- Berat jenis, density atau specific gravity
- Oil absorption
- Hiding power (refractive index)
- Daya tahan terhadap panas dan asam basa
- PH
- Muatan Listrik
- Bleeding
Pigment ORGANIK | Pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa organic (karbon). |
Pigment ANORGANIK | Terbentuk dari mineral-mineral atau garam-garam logam yang terbentuk secara alami (bahan galian) atau hasil dari reaksi kimia di pabrik. Pada jenis ini dikenal true pigment (atau disebut sebagai pigment saja) dan extender atau filler. |
Kategori | Nama | Keterangan |
Mempercepat atau mempermudah proses | Wetting Agent | Berguna untuk mempermudah atau mempercepat proses penggantian udara dan air oleh resin pada permukaan pigment atau extender |
Dispersing Agent | Berguna untuk mempermudah distribusi pigment dan extender ke dalam cairan resin | |
Mengurangi akibat kerusakan selam penyimpanan | Anti Skinning Agent | Berguna untuk mencegah proses pengulitan pada permukaan cat (oil atau alkyd base resin) selama penyimpanan |
Thickening Agent | Berguna untuk mempertahankan kekentalan cat atau melindungi cat selalu dalam kondisi koloid | |
Anti Settling Agent | Berguna untuk mempertahankan pigment selalu berada pada kondisi dispersi yang stabil dalam campuran, sehingga tidak mengendap. | |
Mengurangi akibat selama pemakaian | Anti Sagging | Berguna untuk mencegah turunnya atau melelehnya cat jika dipakai pada permukaan tegak |
Levelling Agent | Berguna untuk meningkatkan kualitas permukaan cat, sehingga permukaannya rata tidak bergelombang | |
Anti Flooding & Floating | Berguna untuk mencegah pemisahan pigment baik secara vertikal maupun horisontal | |
Anti Foaming | Berguna untuk mencegah atau menghilangkan timbulnya busa pada permukaan cat | |
Memperbaiki atau Merubah Sifat Flim | ||
Anti Static Agent | Berguna untuk mencegah atau mengurangi timbulnya arus listrik static selama pemaikaian | |
Dryed | Berguna untuk mempercepat reaksi oksidasi dan polymerisasi dari ikatan tak jenuh pada cat jenis alkyd atau synthetic (mengandung drying oil). | |
Catalyst | Berguna untuk mempercepat reaksi crosslinking antara resin amino dan alkyd polyol (atau turunannya), biasanya dipakai senyawa-senyawa asam organik maupun anorganik | |
Plasticizer | Berguna untuk meningkatkan fleksibilitas cat, terutama pada cat yang mempunyai berat molekul yang besar, seperti NC. | |
Anti Fouling Agent | Berguna untuk mencegah timbulnya atau melekatnya tumbuhan air laut pada dasar dinding kapal | |
Matting Agent | Berguna untuk menurunkan derajad kilap lapisan cat (dari gloss ke semi gloss atau dari semi ke dof/matt) | |
Anti Fungus | Berguna untuk mencegah timbulnya jamur |
Dasar Pengelompokan | Jenis dan Keterangannya |
Bahan Baku | Berdasarkan jenis resin yang dipakai: cat epoxy, polyurethane, acrylic, melamine, alkyd, nitro cellulose, polyester, vinyl, chlorinated rubber, dll |
Berdasarkan ada tidaknya pigment dalam cat tersebut, yaitu varnish atau lacquer (transparent, tidak mengandung pigment); duco atau enamel (berwarna dan menutup permukaan bahan, mengandung pigment). | |
Fungsi | Cat dempul (filler), anti karat (anti corrosion), anti jamur (anti fungus), tahan api, tahan panas (heat resistance), anti bocor (water proofing), decorative, protective, heavy duty, industrial dll. |
Methode Pengecetan | Cat kuas, spray, celup, wiping, elektrostatik, roll, dll. |
Letak Pemakaian | Cat Primer (sebagai dasar), undercoat, intermediate (ditengah-tengah), top coat/finishing (pada permukaan paling atas dari beberapa lapisan cat), interior (di dalam tidak terkena secara langsung sinar matahari) dan exterior (di luar), dll. |
Jenis Substrat | Cat besi (metal protective), lantai (flooring systems), kayu (wood finishing), beton (concrete paint), kapal (marine paint), mobil (automotive paint, plastik, kulit, tembok, dll. |
Kondisi dan Bentuk Campuran | Cat pasta, ready-mixed, emulsi, aerosol, dll. |
Ada Tidaknya Sulvent | Water base, cat solvent base, tanpa solvent, powder, dll. |
Mekanisme Pengeringan | Cat kering udara (varnish dan syntetic enamel), cat stoving (panggang), cat UV curing, cat penguapan solvent (lacquer dan duco), dll. |
Kategori Bahan | Jenis Bahan | Pengujian | Keterangan | |
Bahan Baku | RESIN | Penampilan | Membandingkan penampilan, seperti : permukaan, bahan asing, endapan, kejernihan, gumpalan dan warna sample resin dengan standard yang ada. Untuk warna resin dinyatakan dengan bilangan Gardner, yaitu menyamakan warna sample dengan skala warna Gardner. Warna jernih (1) hingga warna merah pekat (18) | |
Kekentalan (detik atau mPas) | Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan seluruh cairan keluar dari sebuah flow cup standard. Nilai kekentalan dibuat atas dasar waktu yang dibutuhkan dari mulai mengalir sampai putusnya aliran tersebut. Cara ini efektif jika cairannya dalah jenis newtonian dan mempunyai range kekentalan dibawah 200 detik. Untuk cairan yang sangat kental maka digunakan cara Gardner, yaitu membandingkan kecepatan naiknya gelembung udara yang berisi cairan sample dengan cairan standard dalam tabung dengan ukuran tertentu dari yang paling encer (A) hingga yang paling kental (Z6). Atau bisa dilakukan dengan alat Brokfield dengan range pengukuran kekentalan antara 10 hingga 8.106 mPas | |||
Berat Jenis (gram/cm3) | Membandingkan berat sample terhadap volumenya dengan menggunakan gallon cup pada temperatur tertentu. | |||
Kadar Padatan (%) | membandingkan berat sample sesudah dikeringkan (110oC selama 1 jam) dengan sebelum dikeringkan. Biasa disebut dengan NV(non volatile matter) dengan basis v/v atau w/w> basis v/v (volume/volume) lebih sering dipakai. | |||
Bilangan Asam | mengetahui senyawa asam yang terkandung dalam resin | |||
Membandingkan penampilan, seperti: bahan asing, gumpalan dan warna sample dengan standard yang ada. Untuk membandingkan warna pigment, sample harus didispersikan atau digrinding dalam resin tertentu kemudian ditarik pada kertas rungkut dengan ketebalan 60 micron dan dibandingkan dengan warna standard Untuk dyestuff perlu dilarutkan pada pelarut tertentu hingga membentuk larutan denga konsentrasi 3 (DZ) atau 10% (PP), kemudian dicampur dengan resin tertentu dan dilanjutkan seperti tersebut di atas. | ||||
PIGMENT DAN EXTENDER | Penampilan | |||
Oil Absorption | Mengetahui seberapa besar penyerapan pigment atau extender terhadap oil atau minyak nabati dalam satuan ml per 100 g sample. | |||
SOLVENT | Penampilan | Membandingkan penampilan, seperti : bahan asing, endapan, kejernihan, gumpalan dan warna sample dengan standard yang ada. | ||
Resistivity | Mengukur resistivity (tahanan = Mega ohm) suatu solvent dengan dua dip elektroda pada jarak tertentu (1 cm). Besaran ini menggambarkan bisa tidaknya solvent tersebut dipakai dengan spray jenis elektrostatik | |||
Jenis dan Komposisi komponent | Mengukur derajad kemurnian solvent atau menganalisa jenis dan fraksi komponen-komponen dalam campuran solvent | |||
ADDITIVE | Biasanya diuji secara langsung dengan menambahkan pada resep bahan setengah jadi (pasta) atau cat, diproses dan dipakai dan kemudian dibandingkan dengan additive standard pada semua aspek pengujian. | |||
Bahan Setengah Jadi | PASTA | Kestabilan | Mengamati pengulitan, pengerasan (gelling) dan kehalusan secara rutin selama pasta disimpan | |
Kehalusan (mm) | Dengan mempergunakan grindo meter kehalusan pigment atau extender dalam cat dapat ditentukan. Pasta atau cat ditarik pada parit dengan kedalaman berbeda dari paling dalam hingga paling dangkal, sehingga partikel yang ukuran besar akan terjebak pada posisi sesuai dengan ukuran partikelnya. | |||
Kadar Padatan (%) | Idem di atas | |||
Warna | Setelah dijadikan cat, dengan mencapur pasta dengan komponen lain, kemudian ditarik pada kertas rungkut dengan ketebalan 60 micron dan dibandingkan dengan warna standard | |||
CAT | TANPA PIGMENT | Penampilan Cat | Membandingkan penampilan sampel cat, seperti : bahan asing, endapan, kejernihan dan gumpalan dengan standard yang ada. | |
Kekentalan | Idem di atas | |||
Berat Jenis | Idem di atas | |||
Waktu Kering | Dengan mempergunakan sentuhan, tempel atau tekanan jari pada cat yang masih basah. Waktu kering meliputi : kering sentuh, tekan dan kering sempurna. | |||
Kadar Padatan | Idem di atas | |||
Resistivity | Idem di atas | |||
Penampilan Film | Pengujian film dilakukan setelah cat dikenakan pada substrat tertentu dan kemudian mengering. Penampilan filim meliputi ada tidaknya: kulit jeruk, gelembung udara, bercak-bercak, tidak meratanya kilap, lekukan-lekukan kawah, kerut dan lain-lain. | |||
Daya Kilap Film (gloss) | Mengukur cahaya yang dipantulkan oleh film. Alat yang dipakai adalah Glossmeter atau reflektometer | |||
Daya Lekat Film (adhesi) | Film cat kering digores dengan sudut cutter (30-45o) dan pada kecepatan 0.5 detik per satuan potongan sehingga didapat 25 kotak dengan jarak pemotongan sesuai ketebalan catnya. Kemudian dilekatkan selotip dan ditarik dengan kuat. Dari banyaknya kotak lapisan cat yang terangkat bisa kita nilai daya lekat film tersebut ( GT 0, tidak ada yang terkelupas hingga GT 4, terkelupas > 65%) | |||
Sifat Mekanis Film | Sifat mekanis film meliputi: daya tahan terhadap impact, kekerasan dan lain-lain. Untuk daya tahan impact diuji dengan impact tester, kekerasan dengan hardness pendulum tester, hardness Dur-O-Test atau dengan pencil hardness. | |||
DENGAN PIGMENT | Semua pengujian yang dilakukan pada cat tanpa pigment juga dilakukan untuk cat dengan pigment dan ditambah beberapa pengujian berikut | |||
Penampilan Warna | Selama pencocokan warna (colour maching), sample cat dibandingkan dengan warna standarnya, bisa dilakukan dengan methoda tersebut di atas (pasta) atau dengan mempergunakan alat pencari warna (hunter lab colour matching), hingga diperoleh hasil selisih antara warna sample dengan standard sekecil mungkin (sesuai spesifikasi). | |||
Kehalusan | Idem di atas (pasta) | |||
Daya Tutup | Merupakan ketebalan minimal film dari cat dimana pola hitam-putih dari kertas kotak-kotak tidak dapat kelihatan. Pengujiannya adalah dengan menarik cat basah dengan applikator dimulai ketebalan paling besar hingga paling kecil, kemudian setelah kering dinilai daya tutupnya. |